Paus Yohanes Paulus II Kepada Legio Maria Vatikan, 10 Oktober 1982 Salam selamat datang saya bagi masing-masing dan semua yang hadir. Suatu kegembiraan bagi saya untuk mengetahui bahwa yang hadir dalam ruangan ini datang dari berbagai daerah di Italia dalam jumlah yang begitu besar, lebih-lebih karena anda hanya merupakan suatu bagian kecil dari gerakan kerasulan yang dalam kurun waktu 60 tahun telah berkembang dengan pesat ke seluruh dunia dan hari ini, dua tahun setelah Frank Duff, pendirinya meninggal, gerakan kerasulan ini hadir dalam begitu banyak keuskupan dalam Gereja Universal. Para pendahulu saya, mulai dari Pius XI telah menyampaikan amanat penghargaan kepada Legio Maria; sedangkan saya sendiri pada tanggal 10 Mei 1979, ketika menerima salah satu dari delegasi pertama Legio Maria, mengingat kembali dengan penuh kegembiraan kesempatan perjumpaan saya dengan Legio, di Paris, Belgia dan Polandia, dan kemudian, sebagai Uskup Roma, dalam rangkaian kunjungan pastoral ke paroki-paroki dalam kota. Karena itu pada hari ini, dalam menerima audiensi peziarah Legio Maria Italia, saya ingin menekankan aspek-aspek yang merupakan inti dari spiritualitas dan cara hidup modus essendi Legio dalam Gereja. Panggilan untuk menjadi ragi Anda merupakan suatu gerakan awam yang mempunyai niat untuk menjadikan iman sebagai aspirasi hidup untuk mencapai kesucian pribadi. Tidak diragukan lagi bahwa cita-cita ini mulia tetapi sulit. Tetapi hari ini Gereja melalui Konsili Vatikan mengajak semua umat awam Katolik untuk mengejar tujuan ini, dengan mengundang umat untuk ikut serta dalam imamat Rajawi Kristus dengan memberikan kesaksian hidup suci, matiraga dan karya amal; untuk berada di dunia dalam kemuliaan iman, harapan dan kasih, seperti “jiwa dalam tubuh” (Lumen Gentium No.10,38). Dengan semangat dan keprihatinan Maria Anda mempunyai jiwa Maria yang luhur, bukan hanya karena Legio memperoleh kemuliaan dalam membawa nama Maria dalam panji-panji yang dikibarkan, tetapi karena Legio menggunakan metoda spiritualis dan kerasulan berdasarkan prinsip kesatuan dinamis dengan Maria dalam rencana penyelamatan
Panggilan kaum awam untuk menjadi ragi diantara umat Allah yang merupakan suatu inspirasi Kristiani dalam dunia modern dan untuk mendekatkan imam kepada umat, sungguh bersifat gerejawi.
Konsili Vatikan II juga mengajak kaum awam untuk menerima dengan kemurahan hati, panggilan akan persatuan yang lebih erat dengan Tuhan mengingat bahwa segala sesuatu yang dimiliki adalah milik-Nya, untuk bersama-sama mengambil bagian dalam karya keselamatan Gereja untuk menjadi saksi hidup terutama dimana, karena kondisi tertentu masyarakat modern- Pertambahan penduduk terus menerus, penurunan jumlah imam, persoalan baru, otonomi dari banyak sector kehidupan manusia – ada kemungkinan Gereja mengalami kesulitan untuk hadir dan berkarya (ibid.33)
Kini bidang kerasulan awam telah berkembang luas. Jadi penyerahan diri dalam panggilan khas kaum awam menjadi lebih mendesak, menggairahkan semangat, hidup dan relevan. Vitalitas orang Kristen menunjukkan tanda dari vitalitas Gereja. Dan penyerahan diri para legioner menjadi lebih penting mengingat kebutuhan masyarakat Italia dan Bangsa-bangsa dengan tradisi Kristen di satu pihak dan di lain pihak keteladanan istimewa para legioner yang telah meninggal. Diantaranya : Edel Quinn dengan kegiatannya diantara orang kulit hitam Afrika, Alfonso Lambe di daerah terpencil di Amerika Latin, dan kemudian beribu-ribu legioner yang terbunuh di Asia atau ditawan di kamp-kamp kerja paksa.
Dengan lain perkataan, anda berniat untuk melayani setiap orang yang merupakan gambar Kristus, dengan semangat dan keprihatinan Maria.
Jika pengantara tunggal kita dan hanya satu-satunya Pengantara kita adalah Yesus Kristus, seperti yang dinyatakan Konsili, “Peran Kebundaan Maria untuk umat manusia tidak pernah akan meredupkan atau mengurangi pengantaraan Kristus yang unik, sebaliknya malahan memperlihatkan kegunaannya.” (Lumen Gentium No.60). Oleh karena itu dalam Gereja, Perawan yang terberkati disebut: Pembela, Pendamping, Pembantu Abadi, Pengantara Bunda Gereja.
Dalam kelahiran dan perkembangannya, karya kerasulan berpaling kepada Bunda Maria yang mengandung dari Roh Kudus dan melahirkan Kristus. Dimana ada Bunda, disana juga ada Putera. Apabila seseorang berpaling dari Bunda, cepat atau lambat akhirnya ia akan menjauh dari Putera juga. Tidak mengherankan apabila dewasa ini, dalam berbagai sector masyarakat yang bersifat duniawi kita jumpai krisis iman akan Allah, yang didahului dengan berkurangnya devosi kepada Bunda Perawan Maria.
Legio anda mengambil bagian dalam gerakan yang secara pribadi menyerahkan diri bagi penyebaran atau kelahiran iman akan Allah melalui penyebaran atau penyegaran devosi kepada Maria. Oleh karena itu, Legio akan selalu berusaha sepenuhnya agar melalui kasih kepada Bunda-Nya, orang lebih mengasihi Putera, yang adalah jalan, Kebenaran, dan Kehidupan dari setiap orang.
Dalam terang iman dan kasih, dari lubuk hati saya, saya memberikan Berkat Apostolik kepada anda.
Sebagian dari amanat yang diberikan Bapa Suci, Paus Yohanes Paulus II, kepada sekelompok Legioner Italia pada tanggal 10 Oktober 1982
Amanat Paus Yohanes Paulus II
Diposting oleh
Eko Sera Fika Sinaga
|
Label:
Legio
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar